Contoh Makalah MMQ (Musabaqah Makalah Quran) Tingkat Kabupaten

PASEE - Aceh Utara telah sukses menyelenggarakan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) yang ke 34 yang di adakan di lapangan Landing  Lhoksukon dan berlangsung selama 6 (enam) hari 22-27 Februari 2019.


Persipan Panggung Utama MTQ ke 34 Aceh Utara
Saya selaku salah satu peserta MMQ tersebut yang mengikuti cabang MusabaqaH Makalah Quran (MMQ) akan membagikan contoh makalah MMQ tersebut. Mungkin bisa menjadi manfaat buat sobat sekalian yang ingin membacanya 






BAB I

PENDAHULUAN



1.1  Latar Belakang




Indonesia adalah negara dimana penduduknya keempat terbesar di dunia setelah Amerika, Cina dan India. Hampir setiap hal yang baru dapat berkembang di Negara yang penduduknya lebih dari dua ratus juta tersebut, setiap sisi pangkal pembangun Negara seperti, sisi Ekonomi, Sosial, Budaya dan Agama dari tahun ketahun selalu mengalami penurunan dan perkembangan. (Munzier S, 2003).
Salah satu hal utama untuk membangun bangsa untuk mencapai generasi emas adalah peningkatan mutu dan kualitas dalam bidang pendidikan. Pendidikan adalah ruh kecerdasan bangsa dan pendidikan suatu bangsa adalah cerminan masa depan bangsa itu sendiri. Bagaimana kondisi pendidikan kita saat ini? bagaimana kondisi mental para pendidik dan pemegang kekuasaan di negeri ini ?. Tentunya kita bisa menjawab itu semua dengan melihat fakta  - fakta yang kita temui sehari hari maupun melalui media massa.
Seperti di Lansir di Tribun Jambi..com yang sempat vira baru baru ini  di mana Siswa SMP di Gresik Bentak bentak dan Tantang Duel Gurunya, Hal tersebut bermula ketika Kalim menegur siswanya karena merokok di kelas. Karena tidak terima ditegur, siswa yang belum diketahui identitasnya melawan. Diketahui Kalim adalah guru honorer di SMP PGRI Wringinanom, Kabupaten Gresik. Sungguh sangat di sayangkan jika generasi penerus bangsa saat ini memiliki akhlak dan mental yang sangat buruk.
(Darajat, 2011), saat ini pemerintah Indonesia tengah gencar mengaungkan revolusi mental. pada harian kompas 10 mei 2014,  Presiden Joko Widodo yang pada waktu itu masih menjadi calon presiden. Menulis sebuah artikel yang berjudul “Revolusi Mental”. Argumentasi yang dikemukakan adalah perubahan kearah kondisi yang lebih baik, tidak hanya pada perubahan instusi, melainkan pada perubahan manusia. Lebih lanjut Presiden Joko Widodo mengemukakan bahwa pengunaan istilah revolusi tidak berlebihan. Sebab Indonesia memerlukan suatu terobosan untuk menyelesaikan permasalahan dalam pendidikan.
(E. Mulyasa, 2015) Mengemukan bahwa revolusi mental harus dimulai dari dunia pendidikan. Mengapa Demikian,? dikarenakan 18 tahun waktu anak manusia dihabiskan di bangku pendidikan, mulai dari Taman Kanak – kanak hingga Perguruan Tinggi. Lembaga pendidikan menjadi “rumah kedua” untuk menempa anak anak menjadi manusia dewasa yang bermartabat. Sayangnya, pendidikan selama ini belum sepenuhnya melahirkan manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuha Yang Maha Esa, berakhlak mulia, serta menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
Menurut (Marzuki, 2007) Islam adalah agama paling lengkap yang isinya mencakup seluruh aspek kehidupan manusia, baik aspek kehidupan dalam keluarga, masyarakat, kenegaraan, maupun hubungan ibadah kepada Tuhan. Maka dari itu, al-Quran menetapkan perinsip-perinsip yang dapat dijadikan acuan dalam kehidupan sehari-hari termasuk didalamnya acuan melahirkan generasi muda pemuda Islam.   Taḥfizhul Qur`an  (menghafalakan al-Qur`an) adalah  cabang ilmu al-Qur`an yang banyak orang mempelajarinya dengan cara mengingat ayat al-Qur`an dan dapat diucapkan tanpa harus melihat alQur`an. Melalui Taḥfizhul Qur`an inilah salah satu cara Allah SWT untuk menjaga kemurnian
Dewasa ini pembelajaran menghafal al-Qur`an (Taḥfizhul Qur`an) sudah menjadi suatu mata pelajaran khusus disuatu lembaga pendidikan baik pesantren maupun sekolah, Contohnya di Balai pengajian “Rumoh Ikrak” Desa Tanjong Drien Kecamatan Paya Bakong Kabupaten Aceh Utara. Oleh karena itu butuh suatu pembeda, suatu yang lain agar pembelajaran itu tidak terasa membosankan. Salah satu cara agar tidak mudah merasa membosankan yaitu perlu adanya terobosan-terobosan metode pembelajaran. Menyikapi yang demikian, Pemerintah sudah mempunyai terobosan baru dalam pelaksanaan pembelajaran Taḥfizhul Qur`an yaitu dengan menerapkan metode menghafal one day one ayatpada pembelajaran Taḥfizh.
Berdasarkan uraian di atas, penulis  tertarik untuk membuat sebuah makalah dengan Tema Revolusi Mental. Maka dari itu penulis member judul makalah ini yaitu, One Day One Ayat Sebagai Langkah Revolusi Mental dan Penerapan Pendididikan Berbasis Islam.   

1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
a.       Bagaimakah pengaruh One Day One Ayat dalam membentuk Revolusi mental ?
b.      Bagaimanakah upaya pemerintah dalam menagani pengaruh revolusi mental ?
1.3   Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah di kemukakan di atas, maka tujuan penulisan makalah ini adalah :
a.       Untuk melihat adanya Pengaruh One Day One Ayat pada revolusi mental
b.      Sebagai bahan perbandingan pemerintah dalam menangani revolusi mental
1.4   Manfaat Penulisan
Penulisan Makalah  tentang One Day One Ayat sebagai langkah revolusi mental dan penerapan pendididikan berbasis islam ini di harapkan dapat bermanfaat bagi semua kalangan masyarakat.  Adapun manfaat manfaat tersebun adalah :
Dapat dijadikan sebagai sumber informasi ataupun referensi bahan perbandingan untuk penulisan selanjutnya. Disamping itu juga dapat menambah khasanah ilmu, pengetahuan untuk yang membacanya khususnya dalam bidang keagamaan serta terapannya.



BAB II

PEMBAHASAN





2.1  Pengertian Rovolusi Mental



Revolusi mental menjadi salah satu tema kajian yang cukup menarik dibicarakan, bukan hanya di dalam bidang politik dan ekonomi, tetapi juga di bidang sosial, kebudayaan, pendidikan, dan keagamaan. Tema revolusi mental pernah mengemuka dan menjadi  daya pikat Joko Widodo dan pasangannya M. Jusuf Kalla dalam kampanye pemilihan presiden dan wakil presiden tahun 2014. Munculnya gagasan revolusi mental ini dilandasi oleh kenyataan bahwa bangsa Indonesia belum mampu  menjadi bangsa yang unggul dan berkarakter.


Revolusi mental secara etimologi terdiri dari dua kata “revolusi dan mental” yang berlainan makna. Dalam bahasa Arab disebut al-ṡarwah, wa al-inqilabu wa alhayaju, al-ṡauru wa ẓuḥuru al- dam (perubahan radikal yang menyebabkan pertumpahan darah),dan al-waṡbu (loncatan), yang terjadi apabila terdapat penyebab. Sehingga dari struktur bahasa terdapat titik temu Arab-Inggris. Kata “revolusi‟ dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, juga ditemukan kemiripan arti, yaitu: (1). Perubahan ketatanegaraan (pemerintahan atau keadaan sosial) yang dilakukan dengan kekerasan, (pemberontakan bersenjata); dan, (2). (ber-evolusi) mengadakan pemberontakan untuk mengubah ketatanegaraan (pemerintah atau keadaan sosial).


Revolusi mental adalah suatu gerakan untuk menggembleng manusia Indonesia agar menjadi manusia baru, yang berhati putih, berkemauan baja, bersemangat elang rajawali, berjiwa api yang menyala-nyala. Demikian adalah gagasan revolusi mental yang petama kali dilontarkan oleh Presiden Soekarno pada Peringatan Hari Kemerdekaan 17 Agustus 1956.  Program Revolusi Mental tersebut dapat terlaksana dengan adanya tindakan nyata, disertai dengan kerja sama antara pemerintah dan masyarakat. Sebab, keseluruhan manusia dalam satu ikatan negara, merupakan salah satu sistem (sosial), sebab manusia adalah makhluk sosial, maka manusia pada dasarnya tidak mampu hidup sendiri di dalam dunia ini baik sendiri dalam konteks fisik maupun dalam konteks sosial-budaya. 

Hal ini di jelaskan dalam Al Quran Surah Al Hujarat Ayat 13



Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.



Fungsi-sungsi sosial yang diciptakan manusia ditujukan untuk saling berkolaborasi dengan sesama fungsi sosial manusia lainnya, dengan kata lain, manusia menjadi sangat bermanfaat bagi manusia lainnya.  Oleh karena itu, terciptanya revolusi mental dalam masyarakat tak terlepas dari kerjasama, sebagai bentuk usaha dari masing-masing individu, kembali meluruskan tujuan hidupnya sebagai manusia yang berbekal akal untuk berpikir, dan hati untu merasa. Sebab terciptanya revolusi, kembali pada usaha masing-masing, langkah mana yang ditempuh, apakah kebaikan atau malah sebaliknya. Berbicara mengenai hal tersebut, kembali pada firman Allah SWT. dalam QS. Ra’d ayat 11



إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.”



Quraish Shihab dalam sebuah forum, menggaris bawahi dalam ayat tersebut bahwa Allah tidak akan mengubah suatu nasib apabila manusia tidak mengubah sisi dalam. Sisi dalam manusia di istilahkan oleh Alquran adanalah nafis. Akan tetapi dalam hal ini nafisdalam kontek perubahan ada tiga yaitu: 1) nilai nilai yang benar yang ada dalam dirinya. Setiap nafis mengandung nilai nilai baik positif maupun negatif. 2). tekad atau iradah. 3). kemampuan. Kemampuan terdiri dari kemampuan fisik dan kemampuan non – fisik. Sisi dalam inilah yang bisa melahirkan perbuatan negative maupun positif.



2.2  Konsep Revolusi Mental



Menurut (Sayyid Quthb, 2003) berbicara mengenai revolusi mental dan berbicara mengenai Islam, harus mempunyai konsep untuk menjalankan revolusi mental yang sesuai  dengan syari‟at, karena Islam adalah akidah revolusioner, maka konsep utama yang harus dilakukan dalam revolusi mental ialah sebagaimana karakter dan pemikiran Sayyid Quthb :  

1.      Mengubah paradigma, seperti Sayyid Quthb dalam  memperjuangkan Islam beliau selalu mengubah paradigma, cara berfikir  beliau yang selalu berbeda dengan yang lain, namun paradigma Sayyid Quthb yang selalu dilandasi dengan agama terutama pegangan beliau adalah al-  Qur‟an, paradigma kita harus sesuai dengan kondisi era saat ini, dan harus  sesuai dengan rencana untuk masa depan yang akan datang.Paradigma kepemimpinan di Indonesia saat ini  harus lebih dikentalkan dengan nilai Islami nya yang sesuai dengan ajaran Islam,


2.      Perubahan individu, di dalam teori dijelaskan dalam revolusi  mental kita harus mempunyai konsep adanya kemauan dalam perubahan diri,  artinya dalam hal ini siapa yang ingin maju, maka kita harus melakukan  perubahan diri, menjadikan diri ini lebih berkualitas dengan melakukan hal-  hal yang baik, memulai perubahan dari diri sendiri selalu menebar kebaikan  didalam tindak tanduk kita dalam kehidupan untuk menciptakan revolusi  mental yang berkualitas


3.      Konsep ketiga yaitu gaya berfikir,  dalam berfikir kita harus kita rubah dengan jernih sesuai dengan syari‟at, berfikir yang positif, dengan  berfikir positif ucapan dan perbuatan kita menjadi positif dan baik, dan  berfikir secara maksimal untuk perubahan dan kemajuan Indonesia menurut  sayyid quthb muslim harus mempunyai idenitas kita dalam cara berfikir.



4.      Adanya konsep diri, sangat penting pada diri kita harus tertanam  adanya konsep diri, menjadikan kita lebih giat dalam melakukan perubahan  jika kita mempunyai konsep diri, konsep diri adalah sebuah pegangan kita untuk batasan kita dalam melakukan perubahan, bisa dijadikan landasan dan patokan kita dalam menjalankan perubahan.



5.      Yang terakhir dalam revolusi mental konsep yang harus ada ialah memotivasi diri, Sayyid Quthb selalu memotivasi kaum muslimin untuk  selalu melakukan perubahan dengan keistiqomahan, artinya tidak hanya  setengah-setengah dan tidak berhenti di jalan, maka memotivasi diri itu harus  selalu ada dan terus ada pada kita sesuai dengan ayat al-Qur‟an surah Ar-  Ra‟ad ayat 11, motivasi untuk selalu melakukan perubahan, karena jika kita  melakukan perubahan yang baik maka kebaikan pulalah yang akan kita  dapatkan dalam perubahan itu, dan sebalik nya jika kita melakukan perubahan  dengan kejelekan maka kejelakan juga yang Allah tetapkan.  Hakikatnya, tujuan akhir al-Qur‟an al-karim adalah menciptakan masyarakat ideal terutama dalam revolusi mental agar tidak menghalalkan segala cara

2.3  Penerapan One Day One Ayat (ODOA)


Al-Quran adalah kalamullah yang merupakan mujizat yang diturunkan  kepada  Nabi  Muhammad  saw,  dan  membacanya merupakan suatu ibadah. Al-Quran menempati posisi sebagai sumber pertama dan utama dari seluruh ajaran Islam, juga berfungsi sebagai petunjukatau pedoman bagi umat manusia dalam mencapai kebahagiaan di dunia maupun di akhirat. Pada masa Nabi Muhammad saw ini bangsa Arab sebagian besar buta huruf. Mereka belum banyak mengenal kertas sebagai alat tulis seperti sekarang. Oleh karena itu setiap Nabi menerima wahyu selalu dihafalnya, kemudian beliau di sampaikan kepada para sahabat dan diperintahkannya untuk menghafalkannya dan menuliskan di batu-batu, pelepah kurma, kulit- kulit binatang dan apa saja yang bisa dipakai untuk menulisnya.



Secara khusus al-Qur`an menjadi nama sebuah kitab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, dan sebutan Al-Quran tidak terbatas pada sebuah kitab dengan seluruh kandungannya, tetapi juga meliputi bagian dari pada ayat-ayatnya juga dinisbahkan kepadanya (Al-Qur`an). Taḥfizhul Qur`an  (menghafalakan al-Qur`an) adalah  cabang ilmu al-Qur`an yang banyak orang mempelajarinya dengan cara mengingat ayat al-Qur`an dan dapat diucapkan tanpa harus melihat alQur`an. Melalui Taḥfizhul Qur`an inilah salah satu cara Allah SWT untuk menjaga kemurnian Al-Qur`an Al-Hijjr  Ayat 9. 

Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan Sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya (Q.S Al- Hijj : 9 )

Ayat  ini  merupakan  garansi  dari  Allah  SWT  bahwa  Dia akan menjaga Al-Qur’an. Salah satu bentuk realisasinya adalah Allah SWT mempersiapkan manusia-manusia pilihan yang akan menjadi penghafal Al- Qur’an dan penjaga kemurnian kalimat serta bacaannya. Sehingga, jika ada musuh Islam yang berusaha mengubah atau mengganti satu kalimat atau satu kata saja, pasti akan diketahui, sebelum semua ituberedar secara luas ditengah masyarakat Islam.

 Dewasa ini pembelajaran menghafal al-Qur`an (Taḥfizhul Qur`an) sudah menjadi suatu mata pelajaran khusus di lembaga pendidikan baik pesantren maupun sekolah, oleh karena itu butuh suatu pembeda, suatu yang lain agar pembelajaran itu tidak terasa membosankan. Salah satu cara agar tidak mudah merasa membosankan.



 Menghafal Al-Qur’an bukanlah hal yang impossible alias mustahil dan merupakan ibadah yang sangat dianjurkan. Bagi orang islam yang ingin melakukannya, Allah telah memberi garansi akan mudahnya Al-Quran untuk dihafalkan. Dorongan untuk menghafal Al-Quran sendiri telah dijelaskan dalam Al-Quran dan hadist. Allah SWT berfirman dalam (QS Al-Qamar ayat 22).:






Dan sesungguh,telah kami mudahkan Al-Quran untuk peringatanmaka adakah orang yang mengambil pelajaran ?(QS Al-Qamar ayat 22).



yang mendidik para santri untuk mampu menguasai ilmu Al- Qur’an secara mendalam, di samping itu juga ada yang mendidik santrinya untuk menjadi hafidz dan hafidzah. Yayasan  merupakan bagian  yang integral dari lembaga-lembaga pendidikan di Indonesia, nilai-nilai agama di ajarkan bagi kemajuan pembangunan  bangsa  dan  negara.  Sebagaimana  tujuan  yayasan  tersebut yaitu untuk membentuk kepribadian muslim, kepribadian yang beriman dan bertakwa  kapada  Tuhan,  berakhlak  mulia,  bermanfaat  bagi  masyarakat dengan jalan mengabdi pada masyarakat. 



BAB III

METODE PENULISAN

.

3.1.  Metode Penulisan



Dalampenulisan makalah ini digunakan Metodologi dengan pendekatan kualitatif, yang memiliki karakteristik alami (natural setting) sebagai sumber datalangsung, deskriptif, proses lebih dipentingkan dari pada hasil, analisis dalam penulisan kualitatif cenderung dilakukan secara analisa induktif  dan maknamerupakan halyang esensial.



Metodologi penulisandapat diartikan sebagai usaha seseorang yang dilakukan secara sistematis mengikuti aturan-aturan guna menjawab permasalahan yang hendak dibuat. Untuk memperoleh kesimpulan dan analisis yang tepat serta mencapai hasil yang diharapkan, maka metode yang digunakan dalam Penulisan iniadalah library research (penelitian pustaka) yaitu memperoleh data dengan penulis mengadakan penulisan kepustakaan.

:

3.1.1 Jenis Penulisan

Dalam Penulisan ini mengunakan jenis penelitian kepustakaan (Library Research) yaitu serangkain kegiatan yang berkenan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat serta mengolah bahan penulisan dengan cara mengumpulkan teori-teori dalam kitab-kitab, buku buku,  pendapat para  ahli  dan  karangan   ilmiah   lainnya   yang   ada relevansinya dengan pembahasan dan karya ini.



3.1.2 Metode Pengumpulan Data



          Dalam  mengumpulkan  data  Penulisan di  atas,  penulis menggunakan atau melalui studi kepustakaan (library research), maka pengumpulan datadilakukan dengan menggunakan metode dokumentasi. Yaitu cara mencari data atau informasi dari kitab-kitab, buku-buku, dan catatan-catatanlain.


BAB IV

  PENUTUP



4.1 Kesimpulan



Berdasarkan hasil pembahasan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :


One Day One Ayat sangat berpengaruh dalam mengubah revolusi mental yang ada di Indonesia.

     Revolusi mental secara etimologi terdiri dari dua kata “revolusi dan mental” yang berlainan makna. Dalam bahasa Arab disebut al-ṡarwah, wa al-inqilabu wa alhayaju, al-ṡauru wa ẓuḥuru al- dam (perubahan radikal yangmenyebabkan pertumpahan darah), dan al-waṡbu (loncatan), yang terjadi apabila terdapat penyebab.
Dewasa ini pembelajaran menghafal al-Qur`an (Taḥfizhul Qur`an) sudah menjadi suatu mata pelajaran khusus disuatu lembaga pendidikan baik pesantren maupun sekolah.


Menghafal Al-Qur’an bukanlah hal yang impossible alias mustahil dan merupakan ibadah yang sangat dianjurkan. Bagi orang islam yang ingin melakukannya, Allah telah memberi garansi akan mudahnya Al-Quran untuk dihafalkan. Dorongan untuk menghafal Al-Quran sendiri telah dijelaskan dalam Al-Quran dan hadist sebagaimana firman Allah SWT dalam QS Al-Qamar ayat 22



4.2 Saran

Adapun saran dari penelitian ini adalah :

a.   Pemerintah harus mengambilkan sikap dan menerapkan sitem One Day One  ayat agar dampak dari revolusi mental dapat dilaksanakan dengan baik.

b.   Perempuan harus bangkit dan bertindak seperti layaknya perkembangan dan perjuangan pahlawan dahulu yang telah berjuangan mempertahankan bangsa dan menegakkan harga diri wanita.

DAFTAR PUSTAKA



Amin, Ahmad (1975). Al-Akhlaq, Farid Ma’ruf (penterjemah). Jakarta:Bulan Bintang.



Darajat, Pendidikan agama dalam  pembinaan mental, Jakarta: PT. Bulan Bintang, 2011



Elfiky, Ibrahim (2012). Terapi Beripikir Positif. Jakarta: Zaman.



Harefa, Andrias (2001).Menjadi Manusia Pembelajar. Jakarta: Kompas Media Indonesia.



Koesoema A (2010). Pendidikan Karakter Strategi Mendidik Anak di Zaman Global. Jakarta: Grasindo.



Munzier S. 2003. Watak Pendidikan Islam, Jakarta Utara:  Friska Agung Insani.



Mulyasa.E. Revolusi mental dalam pendidikan , Bandung : PT Remaja Rosdakarya Offset.2015



Marzuki. 2007. Pendidikan Karakter dalam Keluarga Perspektif Islam. Pkn & Hukum. FSE-UNY



Sayyid Quthb, Tafsir Fi Zhilail Qur‟an Di Bawah Naungan Al-Qur‟an,(Jakarta: Gema

Insan, 2003), jilid, h.38.




Nah, itulah contoh Makalah saya pada Musabaqah Tilawatil MMQ 34 Tingkat Kabupaten Aceh Utara

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Belum ada Komentar untuk "Contoh Makalah MMQ (Musabaqah Makalah Quran) Tingkat Kabupaten "

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel